tanjung

Pantai Cantik nan Unik di Lombok Selatan..

INDONESIA


Jika membicarakan keindahan pantai di Lombok, biasanya nama Gili yang muncul pertama kali sebagai top of mind-nya. Memang benar sih, keindahan pantai di ketiga Gili yang berada di Lombok Utara sangat mempesona nan menawan. Tapi ternyata pantai-pantai cantik itu tidak hanya ada di daerah Lombok Utara saja loh. Di Lombok Selatan juga banyak pantai-pantai dengan pemandangan yang akan membuat kita berdecak kagum. Hampir setiap pantainya berada dalam teluk, sehingga kiri kanannya terlindungi dan dibatasi dengan perbukitan hijau. Itulah yang menjadi daya tarik pantai di daerah selatan ini, karena pemandangan yang disajikan terlihat lebih indah. Terus alasan lain yang buat saya tertarik dengan pantai di Lombok Selatan adalah karena lokasi pantainya yang saling berdekatan. Kita bisa berpindah dari satu pantai ke pantai lainnya dengan mudah dan santai. Dalam 1 hari, kita bisa menikmati keindahan pantai-pantai di Lombok Selatan ini tanpa terburu-buru. Walau berdekatan, tapi setiap pantai-pantai itu punya keunikan tersendiri loh. Mau tau apa aja keunikannya?

Continue Reading →

4 Pulau di Belitung yang Wajib Dikunjungi..

INDONESIA


Mendengar kata ‘Belitung’ membuat kita langsung terbayang gambaran pulau pasir putih dengan bongkahan batu-batu raksasa yang tersebar di sepanjang pantainya. Sebenarnya tidak hanya di Belitung saja, tapi hampir di seluruh Kepulauan Riau hingga Semenanjung Malaysia, kita dapat menjumpai deretan bongkahan batu granit raksasa ini. Namun dibandingkan pulau lainnya, nama Belitung yang selalu menjadi pilihan utama untuk berwisata ke pantai dengan batu-batu raksasa ini. Apalagi sejak novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata berhasil menghipnotis para pembacanya untuk datang dan melihat langsung keindahan alam Belitung yang dituangkan dalam cerita novelnya. Hampir di setiap pulau di Belitung, kalian pasti akan menemukan bongkahan batu raksasa ini dengan mudah. Jadi setiap pindah dari satu pulau ke pulau lainnya, pasti ketemu batu-batu raksasa ini melulu. Nah tapi menurut saya, ada 4 pulau yang unik dan wajib didatangi di sini. Walau tetap akan ketemu batu-batu raksasa juga, tapi bentuknya unik dan cuma ada di pulau itu saja loh.

Dari bandara Tanjung Pandan, saya langsung menuju Pantai Tanjung Kelayang. Saat itu kami nyetir sendiri sih, jadi kami sewa mobil dengan sistem lepas kunci gitu. Tenang saja, tidak akan nyasar kok, karena sepanjang jalan di Belitung sudah dilengkapi dengan petunjuk jalan. Sekitar 50 menit perjalanan, saya sudah tiba di pantai yang dipenuhi kapal-kapal kayu di Tanjung Kelayang. Kami pun menyewa salah satu kapal beserta alat snorkeling untuk island hopping. Kami bebas memilih pulau mana saja yang ingin didatangi. Pokoknya hitungan sewanya adalah kami sewa seharian dan bebas kemana saja. Terus untungnya kapal-kapal di sini punya atap semua, jadi tidak perlu takut gosong di laut deh.

Continue Reading →

Tanjung Bira, di Ujung Selatan Sulawesi Selatan..

Main ke Sulawesi tapi belum ke pantai, rasanya kurang afdol ya? Biar makin mantap, kami pun memilih satu pantai  untuk dicicipi. Yes, hanya satu pantai saja, dan itu pantai terbaik menurut survey kami yaitu Pantai Bira.

Memang ya, untuk mendapatkan hasil terbaik itu, diperlukan perjuangan terlebih dahulu. Karena butuh 4,5 jam dari Makassar untuk menuju Bira.

Di Makassar, kami menuju ke terminal Malengkeri. Di terminal itu terdapat mobil travel (mobil pribadi ber-plat nomor kuning) dengan rute Malengkeri – Bulukumba. Yang ajaib adalah isi penumpangnya harus 10 orang dong. Padahal mobilnya hanya sejenis Suzuki APV atau Toyota Kijang. Jika belum penuh 10 orang, mobil ini tidak akan berangkat. Belum lagi kalau penumpangnya ada yang size-nya agak besar, oalah selamat berhimpit-himpitan selama 4 jam lebih deh.

Ternyata tidak hanya kapasitas mobil ini saja yang ajaib, tetapi kelakuan driver-nya pun tak kalah mencengangkan. Bayangkan  setiap ada mobil lewat dari arah berlawanan, dia selalu meng-klakson mobil tersebut. Padahal menurut saya, mobil tersebut tidak salah apa-apa loh. Coba hitung ada berapa mobil yang lewat setiap menitnya dan driver itu selalu meng-klaksonnya sepanjang perjalanan. Perjalanan 4 jam yang harusnya bisa digunakan untuk tidur siang, eh terpaksa harus dipakai untuk mendengarkan “teetttttt..teeeeetttt!!” Belum lagi, gaya nyetir-nya yang seperti pembalap. Coba kalian bayangkan situasinya: berhimpitan di dalam mobil, sambil setengah ugal-ugalan nyetirnya ditambah dengan iringan klakson selama 4 jam non-stop. Fiuh! Benar-benar super sabar ini mah. Haha. Semoga ini cuma kami saja yang lagi sial, agar kalian tidak mengurungkan niatnya untuk ke sini ya.

Tapi ternyata ada sisi positifnya juga loh. Di mobil ini, kami bertemu seorang ibu yang menawarkan rumahnya jikalau nanti kami butuh penginapan sepulangnya dari Bira. Ah, baiknya ibu ini. Belum lagi, beliau juga bersedia menemani kami untuk berkeliling Makassar loh. Ah sayangnya kami udah keburu explore Makassar sehari sebelum kami ke sini, bu. Kata si ibu, beliau kagum banget sama kami karena masih muda untuk berani berkeliling. Ciye!

Begitu sampai Bulukumba rasanya lega pol. Saya langsung melakukan perenggangan. Duh, merasakan kesunyian rasanya benar-benar anugerah, saya trauma sesaat dengan bunyi klaskson saat itu. Haha.

Nah, di Bulukumba kami malah bingung nih mau nyambung pake angkot apa ke Bira? Setelah tanya sana-sini, kami pun melanjutkan perjalanan dengan angkot berwarna kuning yang ongkosnya sebesar Rp 2.000. Tapi ternyata angkot itu tidak mengantarkan kami sampai ke Bira sehingga kami harus nyambung dengan angkot lain untuk sampai ke Bira. Masalah terbesarnya adalah angkot menuju Bira hanya ada sampai jam 5 sore, sedangkan saat kami tiba di sana sudah jam 5.30. Nah loh, bagaimana ini? Melihat kami kebingungan, ibu-ibu dalam angkot pun berusaha memberi saran kepada kami. Tapi mereka ngomongnya pake bahasa lokal dong, kami cuma bisa bengong mendengarkannya.

Terus  tiba-tiba ada supir ojek yang mendekati angkot dan coba menawarkan jasanya pada kami. Tapi tukang ojek itu ngomongnya juga pakai bahasa lokal, jadinya kami juga bingung mau jawab apa. Haha. Sampai akhirnya ada ibu yang tadinya diam pun ikutan bicara. Ibu ini bisa bahasa Indonesia dengan lancar ternyata loh, kenapa dari tadi diam aja bu? Akhirnya setelah diterjemahkan oleh si ibu, kami pun setuju untuk naik ojek menuju Bira.

Continue Reading →

Langkawi..

MALAYSIA


Langkawi, masih terasa asing ketika mendengar nama ini. Langkawi sebenarnya merupakan suatu gugusan kepulauan di bagian Kedah, Malaysia, dimana Pulau Langkawi merupakan pulau terbesarnya. Letak Pulau Langkawi sendiri berseberangan dengan Pulau Sumatra, Indonesia. Menurut sejarahnya, pulau ini terbentuk 500 juta tahun yang lalu yaitu pada zaman Kambria. Pada zaman itu, sebuah benua besar bernama Gondwana yang terletak di Kutub Selatan terpecah menjadi cebisan tanah yang kecil, yang kini dapat dijumpai di 4 tempat belahan bumi yaitu Afrika, Australia, India, dan Langkawi.

Pulau Langkawi memiliki banyak sekali gugusan pulau yang indah. Pulau-pulau yang paling dikenal adalah Pulau Dayang Bunting, Pulau Singa Besar, Pulau Timun, Pulau Tuba dan Pulau Langun. Untuk sampai ke Pulau Langkawi ada beberapa alternatif, pertama bisa melalui jalur darat, dari Kuala Lumpur – Kuala Perlis sekitar 5 jam, lalu dilanjutkan dengan kapal sekitar 1 jam menuju Pulau Langkawi. Selain itu, bisa juga menggunakan pesawat terbang dari Kuala Lumpur langsung ke Pulau Langkawi. Tapi kali ini, saya ingin bertualang dengan mengambil jalur dari Penang. Dari Jakarta, singgah dan bermalam di Penang, untuk mempersiapkan segala sesuatunya sebelum menuju Langkawi. Dari bandara Penang, saya langsung menuju homestay di George Town, Komtar. Untuk menuju Komtar, saya harus naik bus 405 E dari bandara dengan tarif RM 2,7. Saran saya, sebaiknya sediakan uang pas untuk naik bus di Penang, karena apabila uang kalian “lebih,” maka tidak akan dikembalikan. Dengan kata lain, tidak ada uang kembalian.

FS - Arnis - Langkawi Sky Bridge

Continue Reading →

Tanjung Lesung, Kurang Cocok Buat si “Low Budget”..

Perjalanan dimulai dari kota kembang, Bandung, dengan menempuh ratusan kilometer dan juga menembus kemacetan tol Jakarta. Huff! Padahal sudah sengaja berangkat malam loh, tepatnya jam 10 malam. Tapi tetep yah, harus lewat macet juga. Maksudnya jalan malam sih, biar tiba di lokasinya pas pagi hari.

Sesuai rencana, jam 7 pagi, kami berhasil melewati gapura bertuliskan “Selamat datang di kawasan wisata Tanjung Lesung.” Setelah bergerak selama 20 menitan, tibalah di pos satpam penjaga kawasan ini. Dari sini, kami dikasih guest pass fungsinya kayak kartu tanda masuk gitu. Terus pas keluar dari kawasan ini, kartu itu wajib dikembalikan atau bakal kena denda sebesar Rp 30.000,-

Continue Reading →