plateau

Naik Gunung Prau..

INDONESIA


Petualangan kali ini merupakan sebuah perjalanan yang dulunya cuma ada dalam bayangan saya saja. Tidak pernah terpikir untuk mencobanya langsung, padahal kalau ditanya apakah saya tertarik atau tidak? Jawabannya adalah sangat tertarik banget. Tapi kenapa dari dulu tidak pernah ada yang mengajak saya untuk naik gunung? Mungkin karena alasan safety juga sih. Tapi kalau boleh sombong ya, pengalaman traveling saya bisa dikasih 1 jempol lah, gak cupu-cupu banget kok. Haha. Pertama nih, saya pernah trekking naik gunung tapi tidak sambil bawa carrier dan tenda sih. Yah walau cuma Bromo sama Ijen, tapi tetap saja namanya gunung kan, hehe. Kedua, saya pernah bawa carrier buat satu trip panjang, mulai dari NTB sampai NTT ditambah Raja Ampat. Terus yang ketiga, saya pernah bangun tenda saat nge-trip, tapi bukan di gunung melainkan di tepi pantai Pulau Sempu. Nah menurut saya, naik gunung itu adalah gabungan antara trekking menanjak sambil bawa carrier dan tidur di tenda. Saya kan sudah pernah coba satu-satu tapi terpisah tuh, jadi sekarang gimana caranya saya siap untuk menjalankan semuanya sekaligus. Yah, bekal pengalaman saya itu bisalah dijadikan modal buat mencoba belajar naik gunung beneran. Jujur saja, sejak saya melihat indahnya sunrise di Gunung Ijen, rasanya benar-benar jatuh cinta dengan semua yang saya rasakan saat itu. Berdiri di atas gunung, dimana awan-awan terlihat berada di bawah kita, lalu sang mentari pun muncul dari balik awan-awan itu. Walau badan rasanya mengigil menahan dingin, tapi sensasi ini layak untuk diulang kembali lagi dan lagi.

Continue Reading →

My Best Sunrise is from Ijen Crater..

INDONESIA


Dengan flight pertama, kami terbang menuju Surabaya. Rasanya lega banget bisa mendarat dengan aman di Bandara Juanda ini. Karena sudah hampir sebulan belakangan, beberapa bandara di daerah Jawa bagian timur hingga Bali ditutup akibat aktivitas Gunung Raung yang meningkat sehingga mengeluarkan debu vulkanis yang cukup tebal. Begitu keluar pesawat tanpa membuang waktu, kami pun segera berlari keluar untuk mengejar kereta api yang akan mengantarkan kami menuju Banyuwangi. Karena kami semua orang Jakarta, jadi ujung-ujungnya pasti cari taksi ‘burung biru.’ Namun ternyata di Bandara Juanda, hanya taksi tertentu sajalah yang boleh mengangkut penumpang. Tidak kehabisan akal, kami segera jalan kaki menuju gerbang luar dan memberhentikan taksi favorit kami di situ. Sebenarnya kalau tidak buru-buru sih, kami bisa saja naik taksi apapun. Tapi karena sedang mengejar kereta, jadinya kami tidak mau ambil resiko bakal diputar-putar sama supirnya kalau menggunakan taksi yang tidak jelas.

Setiba di Stasiun Gubeng, kami langsung mencetak tiket kami. Wah, sekarang sistem tiket kereta api sudah canggih ya. Tinggal pesan online, lalu masuk kode booking-nya di mesin yang terdapat di stasiun keberangkatan dan tercetaklah tiket kami. Ok banget! Perjalanan menuju Banyuwangi ini akan menempuh waktu sekitar 6 jam. Stasiun terakhir dari rute kereta api kami adalah stasiun Banyuwangi Baru, sedangkan kami akan turun di stasiun Karangasem (1 stop sebelum Banyuwangi Baru). Kenapa kami turun di sini? Karena hotel kami letaknya di pusat kota dan akan lebih dekat jika diakses dari Karangasem.

Continue Reading →