ijen

Baluran: Africa Van Java..

INDONESIA


Setelah begadang semalaman di Kawah Ijen, kami segera melanjutkan perjalanan menuju Taman Nasional Baluran. Tapi kami sempat mampir ke hotel sebentar sih untuk sarapan dan mandi. Gak nyaman banget kalau harus memakai baju yang penuh dengan debu tebal begini seharian. Kebayangkan gimana kotornya baju kami yang semalam langsung dipakai tidur di atas tanah tanpa dilapisi alas apapun lagi. Fiuh.

Setibanya di Baluran, kami langsung memborong tiket masuknya. Ada 3 tiket yang kami beli, yaitu tiket untuk mobil, pengunjung dan akses naik ke menara pandang. Untuk eksplore taman nasional ini, kalian harus menggunakan kendaraan, karena sangat tidak mungkin berkeliling area seluas 300 ha ini dengan berjalan kaki dan belum lagi ditambah teriknya panas matahari. Oh ya sebelum lupa nih, tepat di dekat pintu masuk tadi ada Goa Jepang loh. Walau hanya berukuran 12 meter persegi, dulunya gua ini dijadikan sebagai benteng pertahanan dan gudang untuk menyimpan amunisi oleh tentara Jepang. Sebelum lanjut memasuki area taman nasional lebih dalam, tidak ada salahnya kalau mempir dulu ke goa ini kan.

Continue Reading →

My Best Sunrise is from Ijen Crater..

INDONESIA


Dengan flight pertama, kami terbang menuju Surabaya. Rasanya lega banget bisa mendarat dengan aman di Bandara Juanda ini. Karena sudah hampir sebulan belakangan, beberapa bandara di daerah Jawa bagian timur hingga Bali ditutup akibat aktivitas Gunung Raung yang meningkat sehingga mengeluarkan debu vulkanis yang cukup tebal. Begitu keluar pesawat tanpa membuang waktu, kami pun segera berlari keluar untuk mengejar kereta api yang akan mengantarkan kami menuju Banyuwangi. Karena kami semua orang Jakarta, jadi ujung-ujungnya pasti cari taksi ‘burung biru.’ Namun ternyata di Bandara Juanda, hanya taksi tertentu sajalah yang boleh mengangkut penumpang. Tidak kehabisan akal, kami segera jalan kaki menuju gerbang luar dan memberhentikan taksi favorit kami di situ. Sebenarnya kalau tidak buru-buru sih, kami bisa saja naik taksi apapun. Tapi karena sedang mengejar kereta, jadinya kami tidak mau ambil resiko bakal diputar-putar sama supirnya kalau menggunakan taksi yang tidak jelas.

Setiba di Stasiun Gubeng, kami langsung mencetak tiket kami. Wah, sekarang sistem tiket kereta api sudah canggih ya. Tinggal pesan online, lalu masuk kode booking-nya di mesin yang terdapat di stasiun keberangkatan dan tercetaklah tiket kami. Ok banget! Perjalanan menuju Banyuwangi ini akan menempuh waktu sekitar 6 jam. Stasiun terakhir dari rute kereta api kami adalah stasiun Banyuwangi Baru, sedangkan kami akan turun di stasiun Karangasem (1 stop sebelum Banyuwangi Baru). Kenapa kami turun di sini? Karena hotel kami letaknya di pusat kota dan akan lebih dekat jika diakses dari Karangasem.

Continue Reading →