selam

Pencarian sang Ocean Sunfish..

INDONESIA


Sejak 2008, setiap pertengahan tahun saya selalu terbang ke Bali. Tujuan saya cuma satu yaitu diving di Nusa Penida. Kalau bulan-bulan lainnya, saya bebas deh mau diving di mana saja. Tapi kalau sekitar bulan Juni-Agustus, saya pasti dan wajib diving di Nusa Penida. Ada satu mimpi saya yang belum terwujud selama diving di Bali yakni bertemu sang Ocean Sunfish (Mola-mola). Padahal sudah ratusan diver dari luar negeri berhasil bertemu dengan Mola-mola ini, tetapi kenapa saya yang diver Indonesia selalu gagal terus?

Setiap kali selesai diving di Nusa Penida, saya selalu berharap bisa pulang dan langsung menuliskan pengalaman saya bertemu Mola-mola. Sudah 7 tahun saya mencoba, tapi hasilnya nihil semua. Walau belum berhasil diving bareng Mola, tapi saya merasa sedikit agak lega sekarang. Karena saya sudah melihat langsung wujud Mola-mola ini, walau dalam aquarium di Osaka, Jepang. Hehe. Sekarang saya bisa buka folder foto-foto Nusa Penida saya tanpa harus kecewa atau sedih lagi deh.

Continue Reading →

Diving in USS Liberty Shipwreck..

INDONESIA


Bagi para diver, siapa yang tidak pernah mendengar Tulamben di Bali? Ini adalah salah satu dive spot yang menarik perhatian dunia, dimana sebuah bangkai kapal besar terbaring di dasar laut Bali bagian timur ini. Bangkai kapal kargo ini bernama USS Liberty yang terkena tembakan tornado kapal selam Jepang saat Perang Dunia II berlangsung. Awalnya kapal ini ditemukan di Selat Lombok sekitar tahun 1942. Kemudian bangkai kapal ini rencananya akan dibawa ke Singaraja, Bali Utara. Namun akhirnya diputuskan untuk ditenggelamkan kembali di Tulamben.

Kini bangkai kapal ini telah dipenuhi oleh coral di sepanjang badannnya dan menjadi rumah bagi bermacam spesies ikan. Wreck ini tergolong sangat besar dengan panjang yang mencapai 120 meter. Walau begitu, letak posisinya sangat mudah diakses loh. Bagian terdalamnya hanya sampai di kedalaman 30-an meter. Dan untuk sampai ke spot ini, biasanya divers tidak perlu menggunakan boat, namun bisa berjalan dari pantai saja, karena jaraknya hanya sekitar 10 meter.

Continue Reading →

Foto Fashion Bawah Laut..

Dengan bus malam dari Bandung, kami berangkat menuju ke Jawa Tengah. Kami berangkat sekitar pukul 19.00 dan tiba esok harinya sekitar 6.30 di Jepara. Tujuan kami adalah Pelabuhan Kartini. Namun ternyata bus tersebut tidak mengantarkan kami tepat di depan pelabuhan, sehingga kami harus menyambung dengan becak lagi. Untuk ongkos becaknya ialah sebesar Rp 5.000,-

Kami pun segera membeli tiket kapal ASDP (ferry) yang bernama KM. Muria. Kapal ini akan mengantarkan kami ke kepulauan Karimun Jawa, yang berada di sebelah utara Jawa Tengah. Penyebrangan ini memakan waktu kurang lebih 4 jam. Untung kami pergi berombongan, sehingga lamanya waktu pun tidak terasa. Karena sepanjang perjalanan, kami saling bertukar cerita.

Continue Reading →

1/4 Hari di Surabaya..

Tujuan ke Surabaya kali ialah untuk naik pesawat pulang menuju Jakarta dari Bandara Juanda (bandara terdekat dari Jember). Kenapa dari Jember? Karena kami baru saja mengikuti acara JFC (Jember Fashion Carnaval).
Oya cerita sedikit nih, harga tiket pulang (pesawat terbang dengan waktu tempuh 1 jam) lebih murah Rp 7.000,- dibanding harga tiket pergi (kereta api dengan waktu tempuh belasan jam). Fiuh! Kami berangkat dari Jember pukul 1 malam dengan menggunakan kereta api Mutiara Timur menuju Surabaya dan tiba di Surabaya  pukul 6 pagi, sedangkan pesawat kami berangkat pukul 2 siang. Masih ada 8 jam lagi, kawan.

Setelah berhasil menghubungi salah satu teman kami yang tinggal di Surabaya. Kami pun segera meluncur ke rumahnya. Dasar tuan rumahnya ramah, selain dapat tempat untuk tidur sementara di ruang tamunya, kami juga dapat sarapan gratis. Terima kasih, Okita. Setelah cukup istirahat, waktu yang kurang dari 2,5 jam pun langsung kami maksimalkan untuk city tour di kota ini.

Pertama, kita ke Suro & Boyo Monument yang terletak di depan Surabaya Zoo. Foto dengan background monumen hiu dan buaya ini nampaknya suatu kewajiban bagi para turis (menurut saya loh). Sayangkan kalau sudah Surabaya, tapi belum melihat monumen ini dengan mata kepala sendiri, apalagi asal nama dan lambang kota Surabaya berkaitan dengan monumen buaya dan hiu ini.

Continue Reading →