Dengan pesawat terbang, kami menuju ke tanah Borneo. Ternyata, kami harus transit dahulu selama 1 jam di Bandara Sepinggan, Balikpapan. Lalu penerbangan pun dilanjutkan menuju Tarakan. Setibanya di Tarakan, sudah ada 5 mobil yang menunggu dan segera mengantarkan kami ke Pelabuhan Tengkayu.
Di pelabuhan sudah ada 1 speadboat carter-an yang siap mengantarkan kami ke Maratua. Perjalanan Tarakan-Maratua memakan waktu kurang lebih 5 jam. Sayangnya, ketika tiba di Maratua, hari sudah mulai gelap. Niat ber-sunset pun gagal tercapai.
Perjalanan dengan menggunakan berbagai jenis alat transportasi (udara-darat-air) pun membuat kami kelelahan. Kami pun segera menuju penginapan. Namun, keinginan untuk beristirahat dengan tenang pun sedikit terganggu. Kenapa? Karena sepanjang malam, kami selau mendengar suara lolongan anjing hutan, makin lama kian ramai, satu sama lain saling bersautan. Di Maratua, anjing hutan selalu berkeliaran di antara rumah penduduk ketika malam. Pantas saja, ketika sore tadi, segala macam alas kaki diminta untuk dipindahkan ke dalam rumah. Agar tidak dibawa anjing hutan ini, rupanya.
Yah, kegagalan ber-sunset pun, memompa semangat kami untuk bangun pagi. “Tidak boleh ketinggalan sunrise kali ini”, ujar dalam hati. Dengan kamera di tangan, kami pun melenggangkan kaki dengan riang menuju dermaga kecil. Beberapa rumah penduduk kami lalui, nampaknya belum ada aktivitas di dalamnya. Ternyata warga sini jarang yang bangun pagi toh. Hehe.

Continue Reading →