Singapore’s Street Art..

SINGAPORE


Suatu hari, saya tanpa sengaja melihat salah satu iklan wisata Singapore di televisi. Di dalam iklan tersebut nampak ada sebuah bangunan yang dinding luarnya dipenuhi mural. Saat melihatnya, saya pun mulai bertanya ‘ini di Singapore bagian mana ya? Apakah ini bangunan baru? Kok saya baru lihat ya?’ Tanpa buang waktu, saya pun langsung mengambil laptop dan segera googling lokasi mural tersebut. Dan ternyata ya, lokasinya benar-benar tidak saya sangka yaitu di daerah Bugis, tepatnya di Arab Quarter atau yang akrab dengan sebutan Kampong Glam. Karena kalau kita coba kaitkan hubungan antara mural yang identik masa kini dan jiwa muda, dengan karakter deretan pertokoan tua yang kental akan sejarah, tentulah sangat jauh.

Dan rasanya setiap datang ke Singapore, saya sudah beberapa kali melewati daerah Kampong Glam ini. Tapi entah kenapa bangunan dengan mural tersebut tidak pernah terlihat oleh saya. Rasanya gemes banget, padahal sudah dekat sekali tapi saya gak pernah sadar.

Mural ini berada di sebuah gang kecil yang bernama Haji Lane. Sebenarnya ada beberapa spot di Singapore, dimana kita dapat menemukan karya street art lainnya, seperti di Victoria Street dan Aliwal Street. Namun yang paling terkenal adalah di Haji Lane. Thanks to social media, tempat yang 10 tahun lalu tergolong sangat sepi, kini mulai ramai dengan kedatangan turis lokal dan mancanegara.

Haji Lane adalah sebuah gang yang dipenuhi oleh toko-toko kecil di kedua sisinya. Semua bangunan toko di sini terdiri dari 2 lantai. Benar-benar tipikal toko-toko di Asia Tenggara. Dimana ketika siang, bangunan ini menjadi tempat berjualan, dan saat malam berganti fungsi menjadi hunian tempat tinggal. Jika kita menilik sebentar ke masa lalu, sekitar tahun 1822 daerah ini awalnya dikhususkan hanya untuk Sultan dan keluarganya. Hingga sekitar tahun 1960-an, area ini diberikan untuk komunitas Malay atau Arab yang kurang mampu seperti imigran. Oleh karena itu, area ini difasilitasi dengan bangunan sementara bagi orang-orang yang akan berangkat beribadah ke Mekah. Dari sinilah, nama gang ini dikenal menjadi Haji Lane.

Karya mural di Haji Lane merupakan street art pertama yang terkenal di Singapore. Inilah yang mengundang rasa penasaran orang-orang untuk berkunjung datang ke sini. Bangunan toko di sini pun, mulai di cat dengan warna yang berbeda antara setiap tokonya. Sehingga dari kejauhan nampak seperti kesatuan bangunan yang berwarna-warni. Selain keberadaan mural yang menjadi incaran para fotografer tersebut, kehadiran butik pakaian, restoran, dan cafe shisha juga menjadi daya tarik lainnya terutama di kalangan anak muda. Jadi bisa dikatakan, sekarang ini bukan nilai sejarah Haji Lane yang menarik para turis untuk ke sini, akan tetapi kekiniannya. Hehe.

Haji Lane sendiri hanya memiliki panjang sekitar 200m. Dari sepanjang gang itu, mural pada dinding restoran Piedra Negra (Mexican) yang paling saya sukai. Walau merupakan bangunan paling ujung di gang ini, namun karena Piedra Negra memiliki lebar dinding bangunan yang lumayan luas, kita tidak hanya melihat 1 karakter saja dalam muralnya, melainkan beberapa karakter yang saling berhubungan satu sama lain.

Selain keunikan mural tersebut, di daerah Kampong Glam, kita juga dapat explore ke jalan-jalan yang berada di sekitar sini, seperti Arab Street, Baghdad Street, Bussorah Street, Muscat Street dan North Bridge Street. Kita bisa belanja pakaian, souvenir, ataupun menikmati kuliner Timur. Di tengah kawasan ini juga terdapat salah satu mesjid tertua di Singapore yaitu Mesjid Sultan yang dibangun sejak tahun 1824. Oh ya sebelum lupa, pada tahun 1925, mesjid ini sempat dibangun ulang dengan desain arsitek yang berasal dari British architecture firm. Saya sendiri paling suka memandangi keindahan arsitektural Mesjid Sultan ini dari arah Bussorah Street. Dimana mesjid ini nampak berdiri gagah dengan kiri kanannya dihiasai pohon palem yang menjulang tinggi.

Nah kata teman saya, kalau main ke sini cobalah datang saat malam hari juga. Kita dapat menikmati makan malam di area outdoornya dengan lebih santai dan nyaman karena udaranya lebih adem. Selain itu, atmosfer Timur Tengahnya juga lebih terasa saat malam hari. Selama ini, setiap saya ke sini selalu saat siang hari. Mungkin kunjungan berikutnya akan saya jadwalkan untuk malam hari, agar semakin kaya pengalamannya.

Additional information

Getting there: MRT station terdekat adalah Bugis (East-West, Downtown Line) atau Nicoll Highway (Circle Line), sekitar 5-10 menit berjalan kaki.

© kelilingbumi.com. All rights reserved. Do not duplicate without permission.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

*