BELGIUM
Town square Brussels adalah salah satu public space yang menarik, yang saya jumpai di Eropa. Sudah sering kali saya mendengar namanya disebut sebagai one of the most beautiful town square in the world. Dalam bahasa Perancis dan English, kawasan ini akrab dengan sebutan Grand Place, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan nama Grote Markt. Kenapa bisa ada 2 penamaan? Karena Brussels menggunakan bahasa Perancis dan Belanda sebagai bahasa resminya, sehingga semua nama tempat di sini dinamai dalam dua bahasa. Walau pada umumnya bahasa Perancis lah yang mayoritas digunakan di sini.
Oke, kembali ke Grand Place ya. Awalnya area ini merupakan sebuah pasar yang dibangun pada abad ke-11, dengan ukuran 68 x 110 meter. Namun seiring dengan perubahan zaman, Grand Place yang kini saya temui telah berubah menjadi area yang dipenuhi bangunan kuno dengan gaya arsitektur yang beragam. Mungkin keunikan ini juga yang menjadikan Grand Place sebagai salah satu World Heritage Site oleh UNESCO. Tidak heran mengapa Grand Place menjadi daya tarik utama para turis di Brussels.
Bangunan pertama yang cukup mencuri perhatian saya adalah bangunan Town Hall kota ini, yang dikenal juga nama Hotel de Ville dalam French dan Stadhuis dalam Dutch. Sebuah bangunan tiga lantai, dengan menara yang tingginya hampir 100 m pada bagian depan tengahnya. Town Hall ini dibangun sekitar tahun 1400-an, namun sampai sekarang kondisinya masih terpelihara dengan baik. Saya benar-benar kagum dengan detail-detail yang menghiasi gedung ini. Benar-benar memberikan nuansa Gothic yang cukup kuat. Oya, ada satu cerita sejarah yang membuat Town Hall ini menjadi lebih menarik dibanding bangunan lainnya. Sekitar tahun 1700-an, tentara Perancis datang menyerang Brussels dan mem-bombardir Grand Place. Town Hall ini sebenarnya adalah sasaran utama tentara Perancis tersebut, namun ternyata serangan mereka tidak tepat sasaran atau meleset. Walau hampir seluruh Grand Place hancur lebur, namun bangunan Town Hall ini ternyata tetap berdiri tegak hingga sekarang.
Kemudian tepat di seberangnya berdiri satu bangunan lagi yang tak kalah megahnya. Bangunan ini dikenal sebagai King’s House, namun katanya sih tidak pernah ada Raja yang tinggal di sini. Orang Belanda menyebutnya sebagai Broodhuis yang artinya Bread House, karena dulunya tempat ini digunakan untuk berjualan roti. Sedangkan orang Perancis menyebutnya dengan nama Maison du Roi. Dalam bangunan ini kini dijadikan museum kota Brussels (The Museum of Brussels City). Dalam bahasa Perancisnya disebut Musée de la Ville de Bruxelles sedangkan dalam bahasa Belandanya adalah Museum van de Stad Brussel. Museum ini merupakan museum sejarah yang menceritakan perkembangan kota Brusssels dari dulu hingga sekarang.
Selain dua bangunan tersebut masih banyak bangunan-bangunan kuno lainnya yang merupakan bagian dari Guildhalls yang memenuhi Grand Place ini, seperti Le Pigeon, La Maison des Boulangers, dan Le Maison des Ducs de Brabant yang dulunya merupakan tempat tinggal bagi kaum bangsawan. Namun kini lantai dasar bangunan tersebut telah menjadi cafe dan restaurant yang selalu dipenuhi oleh pengunjung. Sedangkan lantai atas disewakan untuk kantor dan lainnya.
Berada di tengah kepungan bangunan kuno yang masih berdiri kokoh, memberikan sensasi kagum tersendiri. Gaya arsitektur Art Nouveau, Baroque, dan Gothic berjejer menghiasi square ini. Ukuran bangunan yang tinggi besar dan kaya akan detail membuat saya merasa sedang berada di jaman klasik. Cobalah berdiri tepat di tengah square sambil berputar 180 derajat melihat ke sekeliling area ini. Yang saya rasakan adalah semakin lama saya memandangi bangunan-bangunan tua itu, semakin lebar senyuman yang mengembang di wajah saya. Gorgeous!
Saran saya jika ingin ke Brussels, cobalah datang pada saat berlangsungnya Flower Carpet. Karena tepat di tengah Grand Place nantinya akan dipenuhi oleh taburan bunga Begonia yang disusun dengan pola tertentu. Susunan bunga Begonia ini nantinya akan menyerupai karpet raksasa dengan ukuran 77 x 24 m. Festival ini biasanya diadakan dua tahun sekali, namun hanya berlangsung selama 3 hari. Karena bunga Begonia tersebut katanya hanya bisa bertahan selama 3 hari saja. Flower Carpet yang terakhir diadakan pada Agustus 2014, jadi berikutnya akan diadakan pada Agustus 2016. Ayo, yang mau ke Brussels punya waktu buat nabung 2 tahun nih.
Additional information
– Tiket masuk The Museum of Brussels City : € 3
© kelilingbumi.com. All rights reserved. Do not duplicate without permission.
Leave a Reply