JAPAN
Kyoto adalah kota yang paling saya sukai dari seluruh kota lainnya di Jepang. Rasanya jika diminta untuk kembali ke sini berapa kali pun, saya tidak akan menolaknya. Kyoto bukanlah kota besar seperti Tokyo ataupun Osaka, melainkan sebuah kota kecil yang sangat kental dengan warisan sejarah dan budayanya. Saya suka sekali menikmati keasrian dan ketenangan Kyoto sambil berjalan kaki, di mana saya dapat memasuki gang-gang kecil yang dipenuhi dengan rumah tradisional khas Jepang. Tidak hanya itu, deretan kuil dan pagoda pun sangat mudah dijumpai di kota ini. Tidak heran jika Kyoto dijuluki kota 1000 temple. Oh ya, bukan hanya peninggalan budaya dalam arsitektural saja yang dapat dinikmati di Kyoto, namun juga dalam bentuk seni. Oleh karena itu, salah satu yang ingin saya temui di Kyoto saat itu adalah Geisha.
Mungkin ada yang belum mengenal Geisha ya? Geisha adalah seorang seniman yang selalu terlihat dengan kimono yang lengkap dengan riasannya seperti wanita tradisional khas Jepang. Sebelum terbang ke Negeri Sakura ini, saya pun mencari informasi mengenai Geisha dan di mana bisa menemuinya. Banyak info yang saya dapatkan dan ingin saya bagikan kepada teman-teman sekalian.
– Yang pertama ingin saya jelaskan adalah profesi Geisha itu sendiri. Geisha adalah sebuah profesi seorang seniman yang dapat menyanyi, menari, memainkan alat musik tradisional dan banyak lagi keterampilan budaya Jepang yang dikuasainya. Namun orang sering kali salah paham dan menyebut Geisha sebagai wanita penghibur. Saya sendiri tidak berniat membayar Geisha untuk melihat keahliannya. Karena pasti mahal deh, hehe, tapi saya ingin bertemu dan melihat orangnya langsung, numpung sudah di Jepang kan.
– Dalam pelatihan untuk menjadi Geisha, ada tahapan yang harus dilewati. Ketika masih berusia muda, mereka disebut ‘Maiko’ yaitu seorang yang sedang dalam pembelajaran untuk menjadi Geisha. Sedangkan jika seorang Geisha sudah dianggap matang dan telah menyelesaikan semua tahapan pelatihannya, mereka disebut sebagai ‘Geiko.’
– Ada dua perbedaan yang mencolok untuk membedakan keduanya. Maiko biasanya menggunakan riasan bunga di rambutnya, sedangkan Geiko tidak. Kemudian, ikat kimono atau obi yang digunakan Maiko biasanya panjang dan menjuntai ke bawah, sedangkan pada Geiko biasanya obi tersebut akan diikat dan berbentuk kotak di bagian punggungnya.
– Geisha biasanya memulai terlihat saat menjelang malam, karena saat itulah para Geisha keluar untuk bekerja, dan paling sering terlihat di daerah sekitar Gion dan Kiyomizu.
– Banyak artikel yang saya baca memberitahukan bahwa kebanyakan turis memperlakukan Geisha sebagai objek foto mereka tanpa sopan santun. Yang perlu diingat adalah ketika bertemu Geisha di luar, sudah bisa dipastikan bahwa mereka hendak pergi untuk bekerja. Sebaiknya jangan sampai menghalangi atau mengganggu Geisha yang akan mencari nafkah hanya demi foto. Karena Geisha kan tidak dibayar untuk foto-foto yang diambil para turis tersebut. Ada baiknya minta izin dahulu kepada Geisha yang kita temui, kalau Geisha-nya tidak keberatan, kenapa tidak? Bisa selfie bareng lagi, ya kan?
Karena saya jalan sendirian, saya pun memutuskan untuk survey ke dua daerah tersebut saat siang hari, daripada pas malamnya nyasar kan. Hehe. Saya mulai dengan Gion terlebih dahulu, yang katanya lebih memiliki potensi besar untuk bertemu Geisha. Oke, saya pun mulai masuk kawasan Gion melalui jalan Hanami Kouji Dori yang merupakan jalan utamanya. Ketika mulai masuk ke dalam gang-gangnya, daerah ini nampak lebih spesial dibandingkan daerah lain di sekitarnya. Terlihat banyak polisi atau petugas yang berjaga di setiap sudut jalannya. Nampaknya, daerah ini memang selalu dipenuhi oleh turis-turis. Jangan-jangan semua orang di sini pada nyari Geisha kayak saya? Hehe. Di kawasan ini, hampir seluruh rumah tinggalnya berupa bangunan kayu tradisional. Rumah-rumah tersebut tertutup oleh tirai kayu dan nampak sepi. Setelah keluar masuk beberapa gang, dan hanya menemui rumah-rumah sepi saja, akhirnya saya pun memutuskan untuk lanjut ke area kedua.
Area kedua ini sebenarnya merupakan gabungan atau terusan dari jalan Ninen-zaka dan Sannen-zaka. Di jalan ini, banyak sekali gang-gang kecil yang merupakan jalan buntu dan nampaknya menuju ke kediaman seseorang. Saya pun memilih untuk meneruskan perjalanan saya tetap di jalan utamanya saja. Kenapa? Karena di pinggiran jalannya dipenuhi dengan toko souvenir dan restaurant. Saya pun malah jadi sibuk nyobain jajanan yang ada di sepanjang jalan ini, mulai dari mochi, rice cracker, green tea ice cream dan banyak lagi deh. Pokoknya sepanjang jalan, saya puas icip-icip sana sini. Selagi asik jalan, saya melihat dari kejauhan ada dua Geisha sedang berjalan keluar dari sebuah gang besar. Ketika mulai dekat, saya dapat melihat riasan rambut pada kedua Geisha tersebut. Oh ternyata mereka adalah Maiko. Saya pun diam-diam mengambil foto mereka dari jauh agar tidak mengganggu mereka. Tapi, eh ternyata para Maiko itu berjalan menuju ke arah saya. Ya ampun, saya sampai berdiri terpaku melihat kecantikan mereka. Kalau saya tetap diam saja, mereka akan melewati saya begitu saja nih. Oke, saat benar-benar dekat, saya pun memberanikan diri untuk menyapa dan meminta izin untuk foto bersama. Mereka pun sejutu. Yes yes yes! Aduh senang banget rasanya, apalagi karena mereka berdua, jadi saya bisa bergantian foto bareng mereka deh. Arigato Maiko-san.
Sebenarnya niat awal saya cuma untuk survey saja kan, nanti ketika malam baru kembali lagi ke sini. Namun saya juga sering menemukan foto-foto Geisha saat siang hari di internet. Sepanjang jalan tadi, saya bingung nih, kalau sekarang tiba-tiba ketemu Geisha gimana caranya saya bisa foto bareng ya? Awalnya saya sih sudah siap dengan tongsis (monopod), tapi handphone saya lowbat saat itu. Dan tongsis itu khusus buat handphone aja. Ah, benar-benar jadi gak berguna tongsisnya. Saya hanya bisa mengandalkan kamera saja nih. Hm, mungkin saya bakal nekat minta tolong ke orang yang lagi lewat untuk fotoin saya bersama Geisha kali ya. Untungnya, Geisha-nya ada dua orang, jadi saya bisa minta tolong salah satunya untuk bergantian foto bareng deh. Asik! Bisa siang hari, eh sore deh, ketemu Geisha tanpa sengaja pula, rasanya cape satu hari itu hilang semua. Jadi saya gak perlu keluyuran malam buat masuk-masuk gang deh.
© kelilingbumi.com. All rights reserved. Do not duplicate without permission.
ah iya geisha nya pas cantik2 gitu, aku liat foto temenku dia kebagian yang udah agak tua xixixi
lovely story btw…