Kenapa sih komodo itu bisa terkenal? Bahkan menjadi salah objek wisata yang banyak didatangi oleh turis asing. Kenapa juga UNESCO memilih komodo sebagai salah satu World Heritage Site? Nah, sedikit informasi terpercaya yang saya dapat yakni komodo merupakan spesies kadal tertua dan terbesar yang masih hidup di dunia. Banyak yang mengatakan komodo adalah jenis dinosaurus terakhir yang masih hidup sampai sekarang. Komodo juga memiliki beberapa kelebihan di antaranya dapat berlari 18km/jam, melihat sejauh 300 meter dan mencium bau hingga 11 km. Ternyata panca indra yang dimiliki hewan ini tidak dapat diremehkan ya.
Kemudian info dari obrolan dengan crew kapal, dulunya ada pesawat Belanda yang jatuh tepat di Pulau Komodo. Dua dari tiga orang penumpang pesawat itu tewas dimakan oleh komodo. Nah satu orang yang selamat inipun segera kabur dari pulau ini dan melaporkan kejadian tersebut ke pimpinannya. Mulailah terdengar kabar bahwa ada pulau di daerah timur yang dihuni oleh hewan raksasa. Pasukan Belanda pun segera dikirim ke sana untuk mencari tahu kebenarannya. Sejak itulah keberadaan komodo di Indonesia diketahui oleh umum.
Seperti yang kita tahu Taman Nasional Komodo (TNK) terdiri dari beberapa pulau. Kalau sebelumnya sudah cerita tentang Pulau Komodo (Loh Liang), sekarang saya akan bahas Pulau Rinca (Loh Buaya).
Dari kejauhan, saya melihat sebuah bangunan kayu beratapkan ijuk dengan beberapa orang ranger yang siap menyambut kami. Ketika tiba di Loh Buaya, hari masih pagi, kami pun memilih long trek untuk menjelajahi pulau ini. Ada 2 hal dari sifat komodo yang berbeda dengan komodo di Loh Liang.
Pertama, kalau di Loh Liang, para wanita yang sedang haid masih bisa melakukan trekking asal melaporkan dirinya pada ranger. Sedangkan di Loh Buaya, wanita yang haid tidak diperbolehkan sama sekali untuk ikut trekking. Jadi, hanya menunggu di pos depan bersama ranger lainnya yang sedang tidak bertugas. Mungkin karena seperti kata orang kebanyakkan, kalau komodo di Loh Buaya jauh lebih liar dibandingkan dengan di Loh Liang. Selain lebih liar dan dengan daya cium hingga 18 km menjadi alasan yang kuat untuk melarang wanita yang haid untuk trekking, demi keselamatan jiwanya dan jiwa anggota kelompok trekking yang lain.
Pernah ada cerita, seorang pengunjung wanita yang sedang haid, tidak mengaku ketika ditanya. Hasilnya, rombongan mereka diikuti 15 komodo besar. Dengan seketika, para rombongan itu pun lari ketakutan dan naik ke atas pohon. Para ranger pun susah payah mengusir komodo yang tiba-tiba datang menyerbu. Nah kan, beginilah akibat berbohong.
Kemudian perbedaan kedua, lebih mengarah ke hal positif. Kalau komodo di Loh Liang sangat peka dengan warna merah. Sedangkan di Loh Buaya, warna merah tidak berarti apa-apa bagi mereka. Karena komodo di Loh Buaya dari dulu hingga sekarang, tidak pernah diberi makan (feeding) oleh pemerintah. Dengan kata lain, komodo di Loh Buaya tidak pernah merasakan di”suapin” makanan oleh manusia sama sekali, sehingga mereka tidak terpancing dengan warna merah (darah) sama sekali. Jadi kalau kalau ke sini, kita tidak usah pusing dengan pakai baju warna apapun. Haha.
Yang seru ketika di Loh Buaya, baru saja kami memasuki pulau ini, sudah ada 5 komodo yang sedang berdiam diri di sana. Bahkan tak lama kemudian ada 2 komodo dari kejauhan yang datang ikut bergabung. Wah banyaknya! Kami pun berjalan perlahan-lahan meninggalkan kumpulan komodo itu dan melanjutkan trekking ke dalam hutan.
Di pulau ini, dua kali saya melihat susunan tengkorak yang terpajang. Tengkoraknya terdiri dari tengkorak kera, babi, dan hewan buruan komodo lainnya. Walau hanya sebagai pajangan, tetap saja melihat tengkorak di tengah hutan bersama komodo yang bersembunyi, pasti bikin merinding sendiri.
Kalau masalah treknya, saya merasa trek di Loh Buaya, jauh lebih sempit dan lebih ekstrim. Melalui ilalang, kubangan lumpur yang sangat licin dan menanjak. Yah, walau saya akui walaupun amat lelah apalagi sampai menanjak bukit, namun pemandangan dari atas bukit ini “wow” banget. Bisa melihat hamparan hijau dan birunya laut luas.
Saran saya buat yang mau memilih trekking panjang, mesti benar-benar siapin fisik yah. Kan gak lucu kalau diserang komodo karena kebanyakkan istirahat di tengah jalan-jalan. Haha. [Apr ’11]
Ayo, ayo semuanya vote komodo sebagai salah satu New 7 Wonders. Sebelum tanggal 11 November 2011. Caranya gampang kok, cuma klik ini aja.
© kelilingbumi.com. All rights reserved. Do not duplicate without permission.
Leave a Reply