Melihat Malang, seperti melihat Bandung mini bagi saya. Kaya akan bangunan peninggalan Belanda dan suhu udara yang menyejukkan. Walaupun “mini” namun kota ini jauh lebih bersih dibandingkan Bandung. Sangat jarang sampai berserakkan dijumpai di pinggir jalan. Pokoknya, jalan kaki di kota ini sangatlah menyenangkan. Kalau malas pada jalan pun, gak usah khawatir. Di sini banyak becak mangkal kok. Asik juga nih, nge-becak di Malang. Udah jalanannya gak macet, adem banyak pohon rindang, terus udara seger lagi, plus gak berpolusi. Pilihan yang cocoklah. Asal pintar menawar, pasti gak bakal rugi. Sayangnya, kami hanya mempunyai waktu satu hari saja di kota ini. Hiks.
Baiklah, tanpa buang-buang waktu, kami pun langsung menuju ke pusat keramaian. Kota kecil seperti Malang, pusat keramaiannya bisa ditebak dong yah, yaitu alun-alun. Nah, yang bikin kagum pas sampai alun-alunnya, di situ ada kios informasi turis dong. Di sana bisa minta brosur informasi lengkap dengan petanya gratis lagi. Asik kan, kalau bingung, tinggal tanya ajah.
Setelah brosur di tangan, mulai berkeliling ke sekitar alun-alun. Hm, nampaknya sekitaran alun-alun cocok ini buat yang suka fotografi arsitektur, banyak bangunan-bangunan menarik yang siap difoto. Mulai dari Balai Kota (dulunya gedung admistrasi Belanda), Hotel Tugu (hotel bintang 5, sebuah bangunan bersejarah yang dijaga dengan sangat baik nilai sejarahnya walau sebagai bangunan komersial, masuk ke sini serasa masuk museum yang wah banget), Candi Badut ( sebuah candi kecil dari abad ke-8) dan Kuil Eng An Kiong (kuil China). Selain ada bangunan agama Hindu dan Budha yang menarik, di seputaran alun-alun juga ada mesjid dan gereja yang eye-catching loh. Pokoknya, banyak stok lah untuk foto arsitekturalnya.
Trus kalo ada yang penasaran dengan aktifitas warga Malang. Dari beberapa info yang saya dapat, beberapa pasar di Malang banyak direkomendasikan bagi para turis. Ada 4 pasar di sana yaitu Pasar Besar, Pasar Bunga, Pasar Senggol (pasar hewan), dan Pasar Kebalen.
Menjelang malam, kami kembali ke alun-alun lagi. Wah, tenyata makin malam, makin rame ajah nih alun-alun. Nampaknya, orang-orang yang habis pulang kantor banyak yang melepas lelah di sini. Selain banyak hiburan, banyak juga jajanan di sepanjang jalannya.
Tepat di sebelah selatan alun-alun, ada sebuah toko es krim yang terkenal banget namanya Toko Oen. Setau saya di Indonesia hanya ada 2 toko ini, yang satunya lagi ada di Semarang. Bangganya, saya sudah mencoba keduanya sekarang. Toko Oen telah buka semenjak tahun 1930, bentuk bangunannya tetap dijaga hingga sekarang. Selain nilai sejarahnya, es krim homemade-nya juga sangat terkenal. Enak dan benar-benar pas di tenggorakan. Rasanya lembut dan manis, campuran susunya pun pas. Selain es krim, menu steak-nya pun banyak disukai pecinta kuliner. Harganya pun terjangkau sekitar Rp 22.000 – Rp 50.000. Satu poin yang saya suka ketika makan di sini ialah meja kiri kanannya banyak bule euy. Ternyata, Malang pun tidak lepas dari sasaran destinasi turis asing yah. Kalo bule aja jauh-jauh traveling ke Malang, kenapa kita tidak? Deket loh! [Jun ’08]
Additional information – Ke Malang bisa naik bus (dari Surabaya, Solo, Yogyakarta, Denpasar atau Jakarta) atau naik kereta api (dari Surabaya dengan Malang Ekspress, dari Jakarta dengan Gajayana) – Penginapan di Malang : Hotel Helios (0341 362741 mulai harga Rp 50.000), Hotel Tosari (0341 326945 mulai harga Rp 40.000), Jona’s Homestay (0341 324678 mulai harga Rp 80.000), Splendid Inn (0341 366860 mulai harga Rp 175.000)© kelilingbumi.com. All rights reserved. Do not duplicate without permission.
Leave a Reply