Dengan bus malam dari Bandung, kami berangkat menuju ke Jawa Tengah. Kami berangkat sekitar pukul 19.00 dan tiba esok harinya sekitar 6.30 di Jepara. Tujuan kami adalah Pelabuhan Kartini. Namun ternyata bus tersebut tidak mengantarkan kami tepat di depan pelabuhan, sehingga kami harus menyambung dengan becak lagi. Untuk ongkos becaknya ialah sebesar Rp 5.000,-
Kami pun segera membeli tiket kapal ASDP (ferry) yang bernama KM. Muria. Kapal ini akan mengantarkan kami ke kepulauan Karimun Jawa, yang berada di sebelah utara Jawa Tengah. Penyebrangan ini memakan waktu kurang lebih 4 jam. Untung kami pergi berombongan, sehingga lamanya waktu pun tidak terasa. Karena sepanjang perjalanan, kami saling bertukar cerita.
Sekitar pukul 14.00, kami menginjakkan kaki di Pulau Karimun. Kunjungan pertama kami adalah penangkaran hiu. Ternyata penangkaran hiu tersebut tidak terletak di dalam pulau itu, kami melanjutkan dengan perahu kayu untuk menuju penangkaran. Nah, jangan pada takut dulu ya, hiunya jinak kok. Bahkan teman-teman saya pun sibuk berebut foto bareng hiu. Haha. Walaupun, hiunya ada lumayan banyak tetap saja, mereka kerepotan mendekatinya. Karena setiap didekati, hiu-hiu itu pasti langsung kabur. Mereka kerepotan mengejar hiu-hiu itu. Ada juga yang malu-malu mau foto bareng hiu. Mau foto, tapi takut untuk mendekatinya. Haha.
Keesokan harinya, jadwal kami adalah diving, yeah. Kami pun segera menyewa kapal dan segala perlengkapan selam. Sebenarnya kami telah banyak mendengar banyak rumor kalau spot diving di Karimun Jawa tidak terlalu bagus. Berbeda sekali dengan spot snorkeling-nya yang “wow” banget. Kalau itu jangan ditanya, hanya dengan hanya duduk di pinggir saja, kita sudah dapat melihat keindahannya. Jadi tak perlu berepot-repot diving untuk menikmatinya, kawan.
Sebenarnya niat acara diving kami adalah ingin mencoba kamera underwater baru milik buddy saya. Bermacam ide gila pun bermunculan. Akhirnya, kami memutuskan untuk foto fashion di bawah air saja. Jadilah, yang wanita menggunakan dress dan yang pria menggunakan kemeja. Haha.
Yah, yang namanya fotografer pemula dan di dalam air pula lagi, akhirnya membuat cerita lucu tersendiri. Bisa dibayangkan bagaimana repotnya kita berkomunikasi dalam air, karena semuanya pakai bahasa isyarat. Malah harus mengarahkan gaya kepada sang model lagi. Haha. Terus parahnya, ada insiden tabung si buddy tiba-tiba lepas di tengah laut. Nah loh kan! Dengan segala upaya, kami berusaha memasangkannya kembali. Fiuh, akhirnya terpasang kembali, namun tenaga kami pun telah habis terkuras.
Akhirnya kami memutuskan mendaratkan diri di Menjangan Kecil. Sebuah pantai dengan pasir putihnya yang sangat luas. Hah, tempat istirahat yang menyenangkan sekali untuk melepas lelah. [Oct ’09]
© kelilingbumi.com. All rights reserved. Do not duplicate without permission.
Leave a Reply