Mungkin banyak yang belum akrab dengan wisata Borneo ini yang satu ini, Kepulauan Derawan. Saya sendiri baru mengetahuinya sekitar 2 tahun belakangan ini. Ternyata ada empat pulau dalam gugusannya yaitu Derawan, Kakaban, Maratua dan Sangalaki. Sekarang Derawan sedang nge-hit dalam dunia pariwisata Indonesia. Apalagi Derawan menawarkan pesona lain dari image Borneo yang selama ini identik dengan hutan dan sungai. Memang sudah seharusnya Derawan unjuk kebolehannya hingga penjuru dunia, coba sebutkan apa yang tidak disediakan dalam kepulauan ini? Mulai dari pantai turquoise dengan pasir putih luas, keindahan alam bawah laut penuh terumbu karang, kaya akan manta, penyu, barracuda, hingga danau ubur-ubur.
Kali ini saya akan fokus cerita tentang Pulau Kakaban. Sebenarnya Kakaban hanyalah sebuah pulau kosong yang tak berpenghuni dan di dalamnya terdapat danau yang cukup luas. Nah, mahluk penunggu dalam danau inilah yang menjadi daya tarik wisatawan ke sini. Mau tau isinya apa? Danau ini penuh berisikan ubur-ubur, bagaikan kolam cendol lah. Haha. Pernah gak sih terbayang dalam diri kalian untuk berenang di antara ratusan bahkan ribuan ubur-ubur? Kebanyakkan pasti gak kan, yaiyalah kalau terkena serbuan sengatan ubur-ubur itu, pasti bisa langsung gak selamat. Tapi yang ini beda kawan, benar-benar tidak bahaya, malah aman dan menyenangkan.
Ubur-ubur pada di Kakaban merupakan ubur-ubur yang telah kehilangan daya sengatnya. Kenapa? Karena ubur-ubur ini telah terperangkap selama jutaan tahun dalam danau ini sehingga insting untuk menggunakan sengatannya pun telah hilang. Seperti yang kita tahu, habitat asli ubur-ubur kan di laut, dan yang sekarang kita diobrolin adalah ubur-ubur yang terjebak tinggal di danau yang dalamnya hanya 11 m. Menurut penelitan, Kakaban terbentuk dari atol yang terangkat dari lempeng bumi, hal ini terbukti dengan ditemukan ganggang hijau pada dasarnya. Mungkin bisa dikatakan kalau ubur-ubur ini mengalami evolusi untuk menyesuaikan diri dengan habitat barunya yang ternyata tidak ada pemangsanya.

Sisi luar Pulau Kakaban

Sisi dalam Pulau Kakaban
Kalau melihat wujud pulaunya dari luar, benar-benar gak keliatan ada tanda-tanda objek wisata yang “wow” di dalamnya. Selain konturnya yang naik dan turun, terlihat pasti susah masuk ke tengah pulaunya. Untungnya sekarang disediakan anak tangga kok. Gak kebayang gimana kalau diving di sini, harus bolak balik bawa tabung. Ketika sampai di pinggir danaunya, rasanya benar-benar ingin langsung loncat. Plung! Byur! Begitu masuk air, baru ngerasa ada yang aneh. Rasa airnya yang aneh, ternyata asin. Saya pikir tadinya payau, kayak air danau pada umumnya. Di dalam air, kiri kanan saya dikerumungi oleh ubur-ubur. Saya pun dengan semangat mulai pegang sana-sini. Rasanya kenyal-kenyal gimana gitu. Jujur yah, saya agak khawatir megang ubur-uburnya, takut ubur-uburnya kenapa-kenapa, takut kekencengan megangnya, takut ubur-uburnya mati di tangan. Fiuh.
Suatu nilai kebanggaan besar buat Indonesia bukan? Punya danau yang berisikan stingless jellyfish. Yah, walau sebenarnya tidak hanya Indonesia yang punya danau seperti ini, tapi tetap ini termasuk objek wisata yang amat langka. Di dunia ada 2 danau seperti ini, satu lagi berada di Palau, Mikronesia. Kalau mendengar dari orang-orang yang pernah mendatangi kedua danau itu, semua dengan kompak bilang kalau Kakaban lah yang terbaik. Alasannya, di Palau hanya terdapat satu jenis ubur-ubur yang berbentuk jamur, sedangkan di Kakaban terdapat 3 jenis ubur-ubur. Belum lagi kita harus berenang jauh ke tengah untuk berjumpa dengan ubur-ubur di Palau, karena sudah ramai banget yang nyemplung di sana, sedangkan di Kakaban hanya dari pinggir saja, ubur-ubur itu jelas terlihat.
Ternyata, tidak hanya di dalam pulau Kakaban saja yang menarik, sekitaran luar pulau ini pun tak kalah indah. Bila snorkeling sekeliling pulau ini, kita dapat menemukan banyak terumbu karang dan wall yang indah banget. Walau kebanyakan adalah hard coral sih, tapi kontur wall-nya membuatnya menjadi unik, seperti melihat dinding yang penuh dengan coral. Tinggal tahan napas bentar dan meluncur ke bawah, pasti membuat decak kagum dalam hati.
Puas banget lah ke sini, benar-benar pengalaman yang amat sangat langka sekali. Gimana saya gak bangga banget sama negara ini, penuh berkah dan anugerah akan alamnya. Semoga ya, kita bisa benar-benar menjaganya. Jangan sampai nasib Kakaban menjadi sama seperti Palau. Saya berharap, ketika saya kembali lagi ke Kakaban, saya masih tetap bisa berenang bersama ubur-ubur di pinggir danaunya, tanpa harus berenang jauh ke tengah. [Mar ’11]
© kelilingbumi.com. All rights reserved. Do not duplicate without permission.
Leave a Reply