Jika kalian berpergian ke Lombok atau Gili dan ingin membeli air minum, pasti kalian akan kesulitan mencari merek air minum yang sering muncul di televisi. Kenapa? Karena Lombok memiliki produksi air minum sendiri yang bernama Narmada. Kabarnya, nama “Narmada” tersebut diambil karena ada hubungannya dengan mata air Taman Narmada.
Taman Narmada merupakan sebuah kompleks seluas sekitar 2 ha. Dibangun pada tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok, Anak Agung Ngurah Karang Asem. Taman ini ibaratkan sebagai replika Gunung Rinjani dan digunakan sebagai tempat pemujaan dan peristirahatan raja pada musim kemarau.
Di dalamnya terdapat mata air yang berasal dari Gunung Rinjani. Air tersebut dipercaya dapat membuat awet muda dan enteng jodoh bagi orang yang meminum dan membasuh muka dengan air itu. Tidak sembarangan untuk dapat mengakses air tersebut, karena letaknya di dalam suatu bangunan kecil. Untuk masuk ke bangunan itu perlu seseorang untuk memandunya atau yang dipanggil sebagai kuncen. Karena saat ingin mengambil air tersebut, kita harus mengikuti beberapa ritual kecil.
Ada juga kolam besar dalam kompleks taman itu, yang katanya dahulu digunakan sebagai kolam pemandian keluarga dan selir raja. Selain itu, kami melihat ada Pura bagi umat Hindu, sehingga bisa disimpulkan pada saat itu mayoritas masyarakatnya beragama Hindu.
Bukan hanya peninggalan sejarah yang terdapat di dalam taman ini. Taman ini juga difasilitasi dengan kolam renang untuk umum. Ketika kami ke sana ada anak-anak dan keluarganya sedang berenang di sana, dan ternyata kami juga menemukan turis asing yang sedang beristirahat di pinggir kolam. Wah, tenyata taman ini juga menarik wisatawan mancanegara.
Namun sangat disayangkan, di dalamnya banyak penjual cinderamata yang nampak tidak teratur. Mereka seperti tidak terfasilitasi tempat untuk berjualan. Bayangkan di atas rumput pinggiran kolam, ada banyak susunan berbagai kaos dan kerajinan tangan. Sungguh mengganggu pemandangan. Ada baiknya para penjual tersebut diberi tempat untuk berjualan, sehingga image kompleks bersejarah ini tidak menjadi buruk hanya karena hal sekecil itu. [Agt’ 10]
© kelilingbumi.com. All rights reserved. Do not duplicate without permission.
Leave a Reply